SilsilahKeturunan Raja-raja Sumedanglarang February 26, 2018 Silsilah Keturunan Raja-raja Sumedanglarang Silsilah Keturunan Leluhur Sumedang Mulai Dari Prabu Aji Putih 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID Xfk7vlbtOsmdjOfOFSXX9bzmcuW-OFloh4gucTgtfzx0z7Md26msA== Beliauadalah anak dari La Musa Daeng Mamaro, cucu dari La Madiu Arung Ponre, keturunan La Temmassonge Raja Bone ke 22 dan Sitti Habibah Karaeng Bonto Mate'ne dari keturunan Sombaiyya ri Gowa. SEJARAH SINGKAT KERAJAAN YANG PERNAH BERKUASA DI SINJAI Oleh Andi Agung Iskandar Karaenta Manjapai A. Latar Belakang Sinjai di masa lalu adalah suatu wilayah kerajaan yang terpecah menjadi kerajaan kecil yang berkuasa secara otonom dan mandiri. Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain Tiga dari kerajaan yg menguasai pesisir terdiri dari Tondong, Bulo-Bulo dan Lamatti yang disebut Persekutuan “Tellulimpo-E” Tujuh dari yang menguasai pengunungan, yaitu Turungeng, Terasa, Manipi, Manimpahoi, Suka, Bala Suka dan Pao yang disebut Persekutuan “Pitulimpoe-E”. Dalam perjalanan sejarah Kerajaan Bulo-Bulo merupakan kerajaan yang paling kuat dan paling berpengaruh dari 10 kerajaan ini, bahkan Bulo-Bulo menjadi pemimpin persekutuan leading sektor dari kerajaan persekutuan kerajaan ini. B. Kerajaan Persekutuan Tellulimpo-E Kerajaan Tondong dan Bulo- Bulo merupakan kerajaan kembar yang didirikan oleh La Patongai yang digelar “Timpa-E Tana” membuka lahan di “Tonro-E” sekitar akhir abad ke-13 atau sekitar tahun 1367 masehi. Sebelum La Patongai mempersatukan wilayah ini kedalam suatu pemerintahan kerajaan yang teratur dan tersetruktur, daerah ini merupakan wilayah yang terpecah-pecah yang dikuasai oleh sekelompok kecil penguasa belum teratur yang disebut “anang dan gella” bahkan diantara para gella ini sering terlibat konflik dalam memperebutkan wilayah subur. Para penguasa atau “Gella” yang berkuasa dan terkenal pada saat itu, antara lain Tokka, Kolasa, Saukang dan Samataring yang kemudian menjelma menjadi Gellareng atau dewan adat, sehingga La Patongai juga gelar “Pasaja” karena berhasil mempersatukan wilayah ini menjadi suatu pemerintahan yang teratur dan tersetruktur. Atas kesepatakan para gella sebagaimana yang disebutkan di atas Dg. La Patongai, maka didirikanlah Kerajaan Tonroe yang kemudian dilafalkan menjadi “Tondong” dan diangkat La Patongai menjadi Raja Tondong pertama, sedangkan para “Gella” yaitu Gellareng Tokka dan Gellareng Kolasa dikukuhkan menjadi Ade’ Pitue dewan adat Kerajaan Tondong. Sesuai amanah Puatta TIMPA-E Tana, Dewan Adat “Ade Pitu’e” Tondong membagi dua kekuasaan kerajaan kepada kedua anak La Patongai, yakni Sappe Ribulu menjadi Raja Tondong, sedangkan Barubbu Tanae menjadi Raja Bulo-Bulo.
DOWNLOADPDF. LINTASAN SILSILAH KETURUNAN KELUARGA PETTA CABALU (ANDI MASSAKILI) ANDI MASSAKILI dari Watampone anak dari raja Bone yaitu LA TEMMASONGE PETTA Matinroe di Mallimongan Kota Madya Ujung Pandang, Kawin dengan ANDI HABIBAH anak dari SYECH YUSUF Tuanta Salama di Gowa. Lahirlah PETTA CABALU (ANDI MASSAKILI) risalah perjalanan pindahnya
Beberapa hari sebelum ini saya agak heboh ke beberapa orang. Jadi waktu itu akan ada FTV yang lokasi syutingnya itu di Sinjai, kampung halaman tercinta yg selalu saya bangga2kan kemana-mana, bahkan sampai ke luar negeri eh. Bukan cuman itu, pemainnya juga menjanjikan bo’ ada Deddy Mizwar. Jaminan kualitas sebuah tayangan, baik film maupun di televisi. Judulnya Dijual Garis Darah. Oia, waktu nulis ini, FTV-nya sudah ditayangkan kemaren, tanggal 23 Desember 2011 ^^ Oke, karena ini FTV, dan tidak tau kapan akan ditayangkan lagi, saya ceitakan saja sinopsisnya. Buat saya siy menarik dan menyentil, karena sampai saat ini masih sering jadi bahan pembicaraan, khususnya orang2 di Sulawesi. Secara garis besar ceritanya tentang 2 orang yang saling mencintai yang terpaksa dipisahkan karena setelah dirunut garis darah masing2, para kakek buyut mereka ternyata bermusuhan. Sehingga orang tua sang gadis tidak rela anaknya berhubungan dengan keturunan dari musuh nenek moyang mereka. Klise ya? Sepertinya. Tapi seperti biasa pula, selalu ada pesan2 baik yang disampaikan oleh Deddy Mizwar dalam setiap tayangan yang melibatkan beliau. Di bawah ini saya coba menuliskannya kembali, tentunya ditambah opini saya pribadi tentang hal ini. Pertama, tentang silsilah keturunan. Mungkin bukan hanya di Sinjai ada yang seperti ini. Dulu waktu masih jaman penjajahan, kita kan belum bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap daerah ada penguasa atau Rajanya masing-masing. Mereka inilah para bangsawan, yang memiliki daerah kekuasaan dan rakyat yang patuh pada perintah sang Raja. Di daerah Bugis Makassar, para Raja ini diberi gelar Andi. Ada juga yang bergelar Petta atau Karaeng. Ketika pemerintahan beralih ke sistem Republik, para Raja di jamannya ini masih tetap memiliki posisi yang terhormat. Tetap disegani oleh rakyatnya. Sampai sekarang bahkan masih ada kan ya sistem kerajaan di Indonesia. Seperti di Solo atau Yogyakarta. Penghormatan masyarakat umum kepada para bangsawan masih tetap berlanjut hingga saat ini. Walau tidak terang2an seperti dulu, tapi tetap para bangsawan itu ”disegani” utamanya di kalangan rakyat biasa. Inilah yang kadang menciptakan polemik. Siapa keturunan Raja siapa, yang mana yang masih berpengaruh, apakah masih layak bergelar Andi atau tidak, jelaskah runutan silsilah keluarganya, dll. Sebagian masih mengagung-agungkan kebangsawanannya, sebagian lain -yang lebih moderat- tidak lagi mempermasalahkan hal tersebut. Well, pada akhirnya itu pilihan kita sih. Mau mengagung-agungkan kebangsawanan nenek moyang kita pada masa lalu atau memilih untuk menjadi ”setara” dengan yang lain. Tapi ada satu hal penting yang juga secara lugas sudah disampaikan pada film ini, bahwa ”yang paling penting adalah perilakumu. Bukan asal usul keluargamu. Ini yang sering dilupakan oleh para bangsawan kita” Absolutely right. Dari apa yang saya lihat di sekeliling saya, betapa banyak orang2 yang begitu disibukkan dalam mempermasalahkan ke-Andi-annya. Dengan sangat bangga memajang gelar tersebut. Dalam titik ekstrim malah ada yang sampai marah jika ada yang lalai memasang gelar tersebut pada nama lengkapnya. Misalnya nih ya, seseorang diundang dalam sebuah acara. Dalam undangan tersebut, tidak ada gelar Andi yang tertera. Ada loh, yang sampe tidak mau menghadiri undangan tersebut karena gelar Andi-nya tidak disertakan. Oemji.. Padahal, dulu, seseorang diberi gelar bangsawan, diberi posisi terhormat di kalangan masyarakat, dan bahkan dipercaya oleh rakyatnya memerintah di suatu daerah, tentu karena sikap dan perilakunya yang juga terhormat. Mereka bukan orang yang sibuk kesana kemari membahas siapa yang lebih tinggi derajatnya dari yang lain. Mereka adalah orang2 yang bertanggung jawab terhadap kehidupan rakyatnya pada saat itu, termasuk melindungi dari para penjajah. Itu yang saya tau. Kedua. Tentang cinta mencinta. Haha, ini saya bahas lebih karena ia juga menjadi topik utama dalam film ini. Menyakitkan memang, ketika terpaksa dipisahkan dengan orang yang dicintai karena masalah perseteruan nenek moyang kita yang bahkan kita tidak pernah melihatnya. Begini. Kita sepakat kan, kalo sifat, karakter, perilaku seorang anak adalah bentukan dari didikan orang tua dan lingkungan terdekatnya ketika ia masih kecil? Tidak secara keseluruhan pastinya, tapi sebagian besar. Nah, ada orang tua yang sepenuhnya memberikan kebebasan pada anak dalam menentukan masa depannya, termasuk dalam memilih pendamping misalnya. Ada pula orang tua yang merasa turut andil dalam kehidupan anaknya, sehingga merasa perlu untuk mencarikan jodoh. Muncullah istilah Pilot, pilihan orang tua hehe. Tidak ada yang salah, sekali lagi semuanya kembali ke pilihan masing-masing. Nah, apa yang ingin saya katakan adalah, jika memang ada orang tua yang tidak ingin anaknya asal pilih pasangan tanpa melihat asal usul dan latar belakang keluarganya, itu semestinya ditanamkan sejak mereka masih kecil. Sejak kecil mereka dibiasakan dan secara tidak langsung dipahamkan bahwa tidak boleh sembarangan dalam memilih pendamping hidup. Harus jelas siapa keluarganya misalnya. Itu kalau orang tuanya memang tidak ingin anaknya menikah dengan orang yang tidak dikenal oleh orang tuanya. Sehingga secara mental, terbentuk pola pikir demikian di benak sang anak. Secara otomatis ia akan berhati-hati dalam menentukan pilihan pendamping. Poinnya adalah, sang anak tidak dikagetkan ketika ia sudah terlanjur mencinta dan menjumpai kenyataan orang tuanya tidak menyetujui pilihannya. Jika demikian bisa saja anaknya berkata kenapa tidak bilang dari dulu kalo ada aturan seperti itu? Ini yang kadang juga dilupakan oleh beberapa orang tua. Anaknya dibebaskan untuk pacaran dengan siapa pun, sejak awal tidak diingatkan bahwa ia –orang tuanya- memiliki standar dalam menentukan siapa yang akan dipilih menjadi calon menantunya. Tanpa adanya komunikasi seperti ini, ya wajarlah yaa kalo pilihan sang anak kebentur sama standar orang tuanya. Mohon maaf, sekali lagi ini menurut pengamatan pribadi saya yaa. Catet, pengamatan bukan pengalaman haha.. dibahas. Yang saya tau, di kalangan kerajaan, sejak kecil anak-anak mereka sudah dibiasakan dengan segala tata krama yang harus dipatuhi. Mulai dari perilaku, pergaulan, bahkan mungkin sampai ke pakaian kali ya? Demikian komentar saya soal silsilah dan garis keturunan. Semoga tidak ada lagi yang tersinggung dengan tulisan saya ini. Fyi, sampai saat ini topik ini masih sering jadi bahasan dalam pembicaraan orang2 di daerah saya. Butuh keberanian dan sikap tegas untuk mendobrak aturan2 yang kadang ndak masuk akal itu. Itu baru masalah keturunan. Belum lagi soal ritual adat istiadat yang urusannya lebih ruwet lagi. Saya akan membahasnya di bagian lain. Ngantuk euy.. plak Trivia Di antara beberapa daerah yang pernah menganut sistem kerajaan di Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan, kenapa ya dipilih daerah Sinjai Bone untuk mengangkat tema ini dalam sebuah ftv? Apa memang kedua daerah ini terkenal dengan orang2nya yang masih suka membangga2kan kebangsawanannya? Jika memang iya, kok saya justru malu ya? Hare geneee…
Darikeenam isti-istriya tersebut itulah kemudian sunan Gung Jati mendapatkan keturunan. Anak-anak Sunan Gunungjati itu dikemudian hari yang laki-laki ada yang menjadi Raja di Pulau Jawa, atau Penguasa wilayah, smentara anak-anak perempuan sunan Gunungjati kelak dikemudian hari ada yang dinikahi Sultan di Kesultanan Demak maupun diperistri oleh para pembesar diwilayah kerajaan Cirebon. Kabupaten Sinjai mempunyai nilai histories tersendiri, dibanding dengan kabupaten-kabupaten yang di Propinsi Sulawesi Selatan. Dulu terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan yang tergabung dalam federasi Tellu Limpoe dan Kerajaan – kerajaan yang tergabung dalam federasi Pitu Limpoe. Tellu limpoe terdiri dari kerajaan-kerajaan yang berada dekat pesisir pantai yakni Kerajaan yakni Tondong, Bulo-bulo dan Lamatti, serta Pitu Limpoe adalah kerajaan-kerajaan yang berada di daratan tinggi yakni Kerajaan Turungen, Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka dan bala Suka. Watak dan karakter masyarakat tercermin dari system pemerintahan demokratis dan berkedaulatan rakyat. Komunikasi politik di antara kerajaan-kerajaan dibangun melalui landasan tatanan kesopanan Yakni Sipakatau yaitu Saling menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai konsep “Sirui menre’ tessirui no’ yakni saling menarik ke atas, pantang saling menarik ke bawah, mallilu sipakainge yang bermakna bila khilaf saling mengingatkan. Sekalipun dari ketiga kerajaan tersebut tergabung ke dalam Persekutuan Kerajaan Tellu Limpo’e namun pelaksanana roda pemerintahan tetap berjalan pada wilayahnya masing-masing tanpa ada pertentangan dan peperangan yang terjadi diantara mereka. Bila ditelusuri hubungan antara kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten Sinjai di masa lalu, maka nampaklah dengan jelas bahwa ia terjalin dengan erat oleh tali kekeluargaan yang dalam Bahasa Bugis disebut SIJAI artinya sama jahitannya. Hal ini diperjelas dengan adanya gagasan dari LAMASSIAJENG Raja Lamatti X untuk memperkokoh bersatunya antara kerajaan Bulo-Bulo dan Lamatti dengan ungkapannya “ PASIJA SINGKERUNNA LAMATI BULO-BULO artinya satukan keyakinan Lamatti dengan Bulo-Bulo, sehingga setelah meninggal dunia beliau digelar dengan PUANTA MATINROE RISIJAINA. Eksisensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Sinjai di masa lalu semakin jelas dengan didirikannya Benteng pada tahun 1557. Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Balangnipa, sebab didirikan di Balangnipa yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Sinjai. Disamping itu, benteng ini pun dikenal dengan nama Benteng Tellulimpoe, karena didirikan secara bersama-sama oleh 3 tiga kerajaan yakni Lamatti, Bulo-bulo, dan Tondong lalu dipugar oleh Belanda melalui perang Manggarabombang. Agresi Belanda tahun 1859 – 1561 terjadi pertempuran yang hebat sehingga dalam sejarah dikenal nama Rumpa’na Manggarabombang atau perang Mangarabombang, dan tahun 1559 Benteng Balangnipa jauth ke tangan belanda Tahun 1636 orang Belanda mulai datang ke daerah Sinjai. Kerajaan-kerajaan di Sinjai menentang keras upaya Belanda untuk mengadu domba menentang keras upaya Belanda unntuk memecah belah persatuan kerajaan-kerajaan yang ada di suilawesi Selatan. Hal ini mencapai puncaknya dengan terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap orang-orang Belanda yang mencoba membujuk Kerajaan Bulo-bulo untuk melakukan peran terhadap kerajaan Gowa. Peristiwa ini terjadi tahun 1639. hal ini disebabkan oleh rakyat Sinjai tetap perpegan teguh pada PERJANJIAN TOPEKKONG. Tahun 1824 Gubernur Jenderal Hindia Belanda VAN DER CAPELLAN datang dari Batavia untuk membujuk I CELLA ARUNG Bulo-Bulo XXI agar meneria perjanjian Bongaya dan mengisinkan Belanda Mendirikan Loji atau Kantor Dagan di Lappa tetapi ditolah dengan tegas. Tahun 1861 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi dan Daerah, takluknya wilayah Tellulimpoe Sinjai dijadikan satu wilayah pemerintahan dengan sebutan Goster Districten. Tangga 24 pebruari 1940, Gubernur Grote Gost menetapkan pembangian administratif untuk daerah timur termasuk residensi Celebes, dimana Sinjai bersama-sama beberapa kabupaten lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinnai terdiri dari beberapa adats Gemenchap, yaitu Cost Bulo-bulo, Tondong, Manimpahoi, Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi dan Turungeng. Pada masa pendudukan Jepang, struktur pemerintahan dan namanya ditatah sesuai dengaan kebutuhan Bala Tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng. Setelah proklamasi kemerdekaan 1945 yakni tanggal 20 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi sebuah kabupaten berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959 Dan pada tanggal 17 Pebruari 1960 Abdul Latief dilantik menjadi Kepala Daerah Tingak II Sinjai yang Pertama. Hingga saat ini Kabupaten Sinjai telah dinahkodai oleh 7 tujuh orang putra terbaik yakni dan saat ini Kabupaten Sinjai dipimpin oleh Bapak Andi Rudiyanto Asapa, SH, MH. Dengan motto SINJAI BERSATU Kabupaten sinjai terus maju dan berkembang menuju masa depan yang cerah…………..!!! Ditanah kelahiran Arung Palakka, Cicu mengunjungi beberapa lokasi pemakaman.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID eLgPMImXtjYMeaASG8tHtE2cifdKywgRc_B_1qWF4cDVDaeaTmtKog==
3 Karaenga ri Tanah beru. Ilustrasi penyerangan para raja dan seluruh para pejuang di wilayah kekuasaan bulukumba di abad ke-16 sampai 20. Pahlawan yang sempat tercatat dalam sejarah baru di era pemerintahan negara republik yaitu : H.A.Sultan Daeng Raja di Gangking, dan A.Mappijalang di Basokeng Bontotiro. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID xo1sy2xQZqu7xb8TWHsnAWy5TgHtLqHCiPZ6f4vR-Tkj9SOubNjD3w== baLnzv.
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/383
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/588
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/30
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/76
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/159
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/374
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/316
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/353
  • silsilah keturunan raja sinjai