AlQashash. Selain berisi pedoman hidup, di dalam Alquran juga dimuat kisah-kisah umat terdahulu, untuk dijadikan pembelajaran di masa depan. Surat al- an am Ayat 73 beserta artinya. Tafsir Surat Al An'am Ayat 73-76 ini meneruskan pembahasan lalu mengenai kebenaran ayat Allah swt. manusia diajak untuk memikirkan segala yang ada di alam طسٓمٓArab-Latin ṭā sīm mīmArtinya 1. Thaa Siin Miimتِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُبِينِtilka āyātul-kitābil-mubīn2. Ini adalah ayat-ayat Kitab Al Quran yang nyata dari Allah.نَتْلُوا۟ عَلَيْكَ مِن نَّبَإِ مُوسَىٰ وَفِرْعَوْنَ بِٱلْحَقِّ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَnatlụ alaika min naba`i mụsā wa fir’auna bil-ḥaqqi liqaumiy yu`minụn3. Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orang-orang yang فِرْعَوْنَ عَلَا فِى ٱلْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَآئِفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَآءَهُمْ وَيَسْتَحْىِۦ نِسَآءَهُمْ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُفْسِدِينَinna fir’auna alā fil-arḍi wa ja’ala ahlahā syiya’ay yastaḍ’ifu ṭā`ifatam min-hum yużabbiḥu abnā`ahum wa yastaḥyī nisā`ahum, innahụ kāna minal-mufsidīn4. Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat أَن نَّمُنَّ عَلَى ٱلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ ٱلْوَٰرِثِينَwa nurīdu an namunna alallażīnastuḍ’ifụ fil-arḍi wa naj’alahum a immataw wa naj’alahumul-wāriṡīn5. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi Mesir itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi bumi,وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَنُرِىَ فِرْعَوْنَ وَهَٰمَٰنَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَحْذَرُونَwa numakkina lahum fil-arḍi wa nuriya fir’auna wa hāmāna wa junụdahumā min-hum mā kānụ yaḥżarụn6. dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِى ٱلْيَمِّ وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِىٓ ۖ إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَwa auḥainā ilā ummi mụsā an arḍi’īh, fa iżā khifti alaihi fa alqīhi fil-yammi wa lā takhāfī wa lā taḥzanī, innā rāddụhu ilaiki wa jā’ilụhu minal-mursalīn7. Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil. Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah pula bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang dari para ءَالُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا ۗ إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَٰمَٰنَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا۟ خَٰطِـِٔينَfaltaqaṭahū ālu fir’auna liyakụna lahum aduwwaw wa ḥazanā, inna fir’auna wa hāmāna wa junụdahumā kānụ khāṭi`īn8. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang ٱمْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَwa qālatimra`atu fir’auna qurratu ainil lī wa lak, lā taqtulụhu asā ay yanfa’anā au nattakhiżahụ waladaw wa hum lā yasy’urụn9. Dan berkatalah isteri Fir’aun “Ia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada فُؤَادُ أُمِّ مُوسَىٰ فَٰرِغًا ۖ إِن كَادَتْ لَتُبْدِى بِهِۦ لَوْلَآ أَن رَّبَطْنَا عَلَىٰ قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَwa aṣbaḥa fu`ādu ummi mụsā fārigā, ing kādat latubdī bihī lau lā ar rabaṭnā alā qalbihā litakụna minal-mu`minīn10. Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya kepada janji Allah.وَقَالَتْ لِأُخْتِهِۦ قُصِّيهِ ۖ فَبَصُرَتْ بِهِۦ عَن جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَArab-Latin wa qālat li`ukhtihī quṣṣīh, fa baṣurat bihī an junubiw wa hum lā yasy’urụnArtinya 11. Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya,۞ وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ ٱلْمَرَاضِعَ مِن قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰٓ أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُۥ لَكُمْ وَهُمْ لَهُۥ نَٰصِحُونَwa ḥarramnā alaihil-marāḍi’a ming qablu fa qālat hal adullukum alā ahli baitiy yakfulụnahụ lakum wa hum lahụ nāṣiḥụn12. dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”.فَرَدَدْنَٰهُ إِلَىٰٓ أُمِّهِۦ كَىْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَfa radadnāhu ilā ummihī kai taqarra ainuhā wa lā taḥzana wa lita’lama anna wa’dallāhi ḥaqquw wa lākinna akṡarahum lā ya’lamụn13. Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَٱسْتَوَىٰٓ ءَاتَيْنَٰهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَwa lammā balaga asyuddahụ wastawā ātaināhu ḥukmaw wa ilmā, wa każālika najzil-muḥsinīn14. Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah kenabian dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat ٱلْمَدِينَةَ عَلَىٰ حِينِ غَفْلَةٍ مِّنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَٰذَا مِن شِيعَتِهِۦ وَهَٰذَا مِنْ عَدُوِّهِۦ ۖ فَٱسْتَغَٰثَهُ ٱلَّذِى مِن شِيعَتِهِۦ عَلَى ٱلَّذِى مِنْ عَدُوِّهِۦ فَوَكَزَهُۥ مُوسَىٰ فَقَضَىٰ عَلَيْهِ ۖ قَالَ هَٰذَا مِنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۖ إِنَّهُۥ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِينٌwa dakhalal-madīnata alā ḥīni gaflatim min ahlihā fa wajada fīhā rajulaini yaqtatilāni hāżā min syī’atihī wa hāżā min aduwwih, fastagāṡahullażī min syī’atihī alallażī min aduwwihī fa wakazahụ mụsā fa qaḍā alaihi qāla hāżā min amalisy-syaiṭān, innahụ aduwwum muḍillum mubīn15. Dan Musa masuk ke kota Memphis ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya Bani Israil dan seorang lagi dari musuhnya kaum Fir’aun. Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata “Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata permusuhannya.قَالَ رَبِّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَٱغْفِرْ لِى فَغَفَرَ لَهُۥٓ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُqāla rabbi innī ẓalamtu nafsī fagfir lī fa gafara lah, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm16. Musa mendoa “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha رَبِّ بِمَآ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِّلْمُجْرِمِينَqāla rabbi bimā an’amta alayya fa lan akụna ẓahīral lil-mujrimīn17. Musa berkata “Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa”.فَأَصْبَحَ فِى ٱلْمَدِينَةِ خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ فَإِذَا ٱلَّذِى ٱسْتَنصَرَهُۥ بِٱلْأَمْسِ يَسْتَصْرِخُهُۥ ۚ قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰٓ إِنَّكَ لَغَوِىٌّ مُّبِينٌfa aṣbaḥa fil-madīnati khā`ifay yataraqqabu fa iżallażistanṣarahụ bil-amsi yastaṣrikhuh, qāla lahụ mụsā innaka lagawiyyum mubīn18. Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir akibat perbuatannya, maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya “Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata kesesatannya”.فَلَمَّآ أَنْ أَرَادَ أَن يَبْطِشَ بِٱلَّذِى هُوَ عَدُوٌّ لَّهُمَا قَالَ يَٰمُوسَىٰٓ أَتُرِيدُ أَن تَقْتُلَنِى كَمَا قَتَلْتَ نَفْسًۢا بِٱلْأَمْسِ ۖ إِن تُرِيدُ إِلَّآ أَن تَكُونَ جَبَّارًا فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا تُرِيدُ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلْمُصْلِحِينَfa lammā an arāda ay yabṭisya billażī huwa aduwwul lahumā qāla yā mụsā a turīdu an taqtulanī kamā qatalta nafsam bil-amsi in turīdu illā an takụna jabbāran fil-arḍi wa mā turīdu an takụna minal-muṣliḥīn19. Maka tatkala Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata “Hai Musa, apakah kamu bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri ini, dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian”.وَجَآءَ رَجُلٌ مِّنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ يَسْعَىٰ قَالَ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّ ٱلْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَٱخْرُجْ إِنِّى لَكَ مِنَ ٱلنَّٰصِحِينَwa jā`a rajulum min aqṣal-madīnati yas’ā qāla yā mụsā innal-mala`a ya`tamirụna bika liyaqtulụka fakhruj innī laka minan-nāṣiḥīn20. Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata “Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah dari kota ini sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu”.فَخَرَجَ مِنْهَا خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَArab-Latin fa kharaja min-hā khā`ifay yataraqqabu qāla rabbi najjinī minal-qaumiẓ-ẓālimīnArtinya 21. Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu”.وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَآءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَىٰ رَبِّىٓ أَن يَهْدِيَنِى سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِwa lammā tawajjaha tilqā`a madyana qāla asā rabbī ay yahdiyanī sawā`as-sabīl22. Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdoa lagi “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar”.وَلَمَّا وَرَدَ مَآءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِّنَ ٱلنَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِن دُونِهِمُ ٱمْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ ۖ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا ۖ قَالَتَا لَا نَسْقِى حَتَّىٰ يُصْدِرَ ٱلرِّعَآءُ ۖ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌwa lammā warada mā`a madyana wajada alaihi ummatam minan-nāsi yasqụna wa wajada min dụnihimumra`ataini tażụdān, qāla mā khaṭbukumā, qālatā lā nasqī ḥattā yuṣdirar-ri’ā`u wa abụnā syaikhung kabīr23. Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan ternaknya, dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat ternaknya. Musa berkata “Apakah maksudmu dengan berbuat begitu?” Kedua wanita itu menjawab “Kami tidak dapat meminumkan ternak kami, sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan ternaknya, sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”.فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰٓ إِلَى ٱلظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَىَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌfa saqā lahumā ṡumma tawallā ilaẓ-ẓilli fa qāla rabbi innī limā anzalta ilayya min khairin faqīr24. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk menolong keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”.فَجَآءَتْهُ إِحْدَىٰهُمَا تَمْشِى عَلَى ٱسْتِحْيَآءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِى يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا ۚ فَلَمَّا جَآءَهُۥ وَقَصَّ عَلَيْهِ ٱلْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ ۖ نَجَوْتَ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَfa jā`at-hu iḥdāhumā tamsyī alastiḥyā`ing qālat inna abī yad’ụka liyajziyaka ajra mā saqaita lanā, fa lammā jā`ahụ wa qaṣṣa alaihil-qaṣaṣa qāla lā takhaf, najauta minal-qaumiẓ-ẓālimīn25. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap kebaikanmu memberi minum ternak kami”. Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya Syu’aib dan menceritakan kepadanya cerita mengenai dirinya, Syu’aib berkata “Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”.قَالَتْ إِحْدَىٰهُمَا يَٰٓأَبَتِ ٱسْتَـْٔجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ ٱسْتَـْٔجَرْتَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْأَمِينُqālat iḥdāhumā yā abatista`jir-hu inna khaira manista`jartal-qawiyyul-amīn26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.قَالَ إِنِّىٓ أُرِيدُ أَنْ أُنكِحَكَ إِحْدَى ٱبْنَتَىَّ هَٰتَيْنِ عَلَىٰٓ أَن تَأْجُرَنِى ثَمَٰنِىَ حِجَجٍ ۖ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِندِكَ ۖ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ ۚ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَqāla innī urīdu an ungkiḥaka iḥdabnatayya hātaini alā an ta`juranī ṡamāniya ḥijaj, fa in atmamta asyran fa min indik, wa mā urīdu an asyuqqa alaīk, satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣāliḥīn27. Berkatalah dia Syu’aib “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”.قَالَ ذَٰلِكَ بَيْنِى وَبَيْنَكَ ۖ أَيَّمَا ٱلْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَٰنَ عَلَىَّ ۖ وَٱللَّهُ عَلَىٰ مَا نَقُولُ وَكِيلٌqāla żālika bainī wa bainak, ayyamal-ajalaini qaḍaitu fa lā udwāna alayy, wallāhu alā mā naqụlu wakīl28. Dia Musa berkata “Itulah perjanjian antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku lagi. Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan”.۞ فَلَمَّا قَضَىٰ مُوسَى ٱلْأَجَلَ وَسَارَ بِأَهْلِهِۦٓ ءَانَسَ مِن جَانِبِ ٱلطُّورِ نَارًا قَالَ لِأَهْلِهِ ٱمْكُثُوٓا۟ إِنِّىٓ ءَانَسْتُ نَارًا لَّعَلِّىٓ ءَاتِيكُم مِّنْهَا بِخَبَرٍ أَوْ جَذْوَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَfa lammā qaḍā mụsal-ajala wa sāra bi`ahlihī ānasa min jānibiṭ-ṭụri nārā, qāla li`ahlihimkuṡū innī ānastu nāral-la’allī ātīkum min-hā bikhabarin au jażwatim minan-nāri la’allakum taṣṭalụn29. Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya “Tunggulah di sini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari tempat api itu atau membawa sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”.فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِىَ مِن شَٰطِئِ ٱلْوَادِ ٱلْأَيْمَنِ فِى ٱلْبُقْعَةِ ٱلْمُبَٰرَكَةِ مِنَ ٱلشَّجَرَةِ أَن يَٰمُوسَىٰٓ إِنِّىٓ أَنَا ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَfa lammā atāhā nụdiya min syāṭi`il-wādil-aimani fil-buq’atil-mubārakati minasy-syajarati ay yā mụsā innī anallāhu rabbul-ālamīn30. Maka tatkala Musa sampai ke tempat api itu, diserulah dia dari arah pinggir lembah yang sebelah kanannya pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta أَلْقِ عَصَاكَ ۖ فَلَمَّا رَءَاهَا تَهْتَزُّ كَأَنَّهَا جَآنٌّ وَلَّىٰ مُدْبِرًا وَلَمْ يُعَقِّبْ ۚ يَٰمُوسَىٰٓ أَقْبِلْ وَلَا تَخَفْ ۖ إِنَّكَ مِنَ ٱلْءَامِنِينَArab-Latin wa an alqi aṣāk, fa lammā ra`āhā tahtazzu ka`annahā jānnuw wallā mudbiraw wa lam yu’aqqib, yā mụsā aqbil wa lā takhaf, innaka minal-āminīnArtinya 31. dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala tongkat itu menjadi ular dan Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. Kemudian Musa diseru “Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang يَدَكَ فِى جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَآءَ مِنْ غَيْرِ سُوٓءٍ وَٱضْمُمْ إِلَيْكَ جَنَاحَكَ مِنَ ٱلرَّهْبِ ۖ فَذَٰنِكَ بُرْهَٰنَانِ مِن رَّبِّكَ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمًا فَٰسِقِينَusluk yadaka fī jaibika takhruj baiḍā`a min gairi sū`iw waḍmum ilaika janāḥaka minar-rahbi fażānika bur-hānāni mir rabbika ilā fir’auna wa mala`ih, innahum kānụ qauman fāsiqīn32. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik”.قَالَ رَبِّ إِنِّى قَتَلْتُ مِنْهُمْ نَفْسًا فَأَخَافُ أَن يَقْتُلُونِqāla rabbi innī qataltu min-hum nafsan fa akhāfu ay yaqtulụn33. Musa berkata “Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan هَٰرُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّى لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِىَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِىٓ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِwa akhī hārụnu huwa afṣaḥu minnī lisānan fa arsil-hu ma’iya rid`ay yuṣaddiqunī innī akhāfu ay yukażżibụn34. Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan perkataanku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku”.قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ وَنَجْعَلُ لَكُمَا سُلْطَٰنًا فَلَا يَصِلُونَ إِلَيْكُمَا ۚ بِـَٔايَٰتِنَآ أَنتُمَا وَمَنِ ٱتَّبَعَكُمَا ٱلْغَٰلِبُونَqāla sanasyuddu aḍudaka bi`akhīka wa naj’alu lakumā sulṭānan fa lā yaṣilụna ilaikumā bi`āyātinā, antumā wa manittaba’akumal-gālibụn35. Allah berfirman “Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; berangkatlah kamu berdua dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan جَآءَهُم مُّوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَا بَيِّنَٰتٍ قَالُوا۟ مَا هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ مُّفْتَرًى وَمَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِىٓ ءَابَآئِنَا ٱلْأَوَّلِينَfa lammā jā`ahum mụsā bi`āyātinā bayyināting qālụ mā hāżā illā siḥrum muftaraw wa mā sami’nā bihāżā fī ābā`inal-awwalīn36. Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata “Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar seruan yang seperti ini pada nenek moyang kami dahulu”.وَقَالَ مُوسَىٰ رَبِّىٓ أَعْلَمُ بِمَن جَآءَ بِٱلْهُدَىٰ مِنْ عِندِهِۦ وَمَن تَكُونُ لَهُۥ عَٰقِبَةُ ٱلدَّارِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَwa qāla mụsā rabbī a’lamu biman jā`a bil-hudā min indihī wa man takụnu lahụ āqibatud-dār, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn37. Musa menjawab “Tuhanku lebih mengetahui orang yang patut membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan yang baik di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim”.وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرِى فَأَوْقِدْ لِى يَٰهَٰمَٰنُ عَلَى ٱلطِّينِ فَٱجْعَل لِّى صَرْحًا لَّعَلِّىٓ أَطَّلِعُ إِلَىٰٓ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّى لَأَظُنُّهُۥ مِنَ ٱلْكَٰذِبِينَwa qāla fir’aunu yā ayyuhal-mala`u mā alimtu lakum min ilāhin gairī, fa auqid lī yā hāmānu alaṭ-ṭīni faj’al lī ṣarḥal la’allī aṭṭali’u ilā ilāhi mụsā wa innī la`aẓunnuhụ minal-kāżibīn38. Dan berkata Fir’aun “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.وَٱسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُۥ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَwastakbara huwa wa junụduhụ fil-arḍi bigairil-ḥaqqi wa ẓannū annahum ilainā lā yurja’ụn39. dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi Mesir tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada وَجُنُودَهُۥ فَنَبَذْنَٰهُمْ فِى ٱلْيَمِّ ۖ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلظَّٰلِمِينَfa akhażnāhu wa junụdahụ fa nabażnāhum fil-yamm, fanẓur kaifa kāna āqibatuẓ-ẓālimīn40. Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى ٱلنَّارِ ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ لَا يُنصَرُونَArab-Latin wa ja’alnāhum a immatay yad’ụna ilan-nār, wa yaumal-qiyāmati lā yunṣarụnArtinya 41. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru manusia ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا لَعْنَةً ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ هُم مِّنَ ٱلْمَقْبُوحِينَwa atba’nāhum fī hāżihid-dun-yā la’nah, wa yaumal-qiyāmati hum minal-maqbụḥīn42. Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan dari rahmat Allah.وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَٰبَ مِنۢ بَعْدِ مَآ أَهْلَكْنَا ٱلْقُرُونَ ٱلْأُولَىٰ بَصَآئِرَ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَwa laqad ātainā mụsal-kitāba mim ba’di mā ahlaknal-qurụnal-ụlā baṣā`ira lin-nāsi wa hudaw wa raḥmatal la’allahum yatażakkarụn43. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab Taurat sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka كُنتَ بِجَانِبِ ٱلْغَرْبِىِّ إِذْ قَضَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَى ٱلْأَمْرَ وَمَا كُنتَ مِنَ ٱلشَّٰهِدِينَwa mā kunta bijānibil-garbiyyi iż qaḍainā ilā mụsal-amra wa mā kunta minasy-syāhidīn44. Dan tidaklah kamu Muhammad berada di sisi yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tiada pula kamu termasuk orang-orang yang أَنشَأْنَا قُرُونًا فَتَطَاوَلَ عَلَيْهِمُ ٱلْعُمُرُ ۚ وَمَا كُنتَ ثَاوِيًا فِىٓ أَهْلِ مَدْيَنَ تَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِنَا وَلَٰكِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَwa lākinnā ansya`nā qurụnan fa taṭāwala alaihimul-umur, wa mā kunta ṡāwiyan fī ahli madyana tatlụ alaihim āyātinā wa lākinnā kunnā mursilīn45. Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus كُنتَ بِجَانِبِ ٱلطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَٰكِن رَّحْمَةً مِّن رَّبِّكَ لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّآ أَتَىٰهُم مِّن نَّذِيرٍ مِّن قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَwa mā kunta bijānibiṭ-ṭụri iż nādainā wa lākir raḥmatam mir rabbika litunżira qaumam mā atāhum min nażīrim ming qablika la’allahum yatażakkarụn46. Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru Musa, tetapi Kami beritahukan itu kepadamu sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum Quraisy yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka أَن تُصِيبَهُم مُّصِيبَةٌۢ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَيَقُولُوا۟ رَبَّنَا لَوْلَآ أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ ءَايَٰتِكَ وَنَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَwalau lā an tuṣībahum muṣībatum bimā qaddamat aidīhim fa yaqụlụ rabbanā lau lā arsalta ilainā rasụlan fa nattabi’a āyātika wa nakụna minal-mu`minīn47. Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan jadilah kami termasuk orang-orang mukmin”.فَلَمَّا جَآءَهُمُ ٱلْحَقُّ مِنْ عِندِنَا قَالُوا۟ لَوْلَآ أُوتِىَ مِثْلَ مَآ أُوتِىَ مُوسَىٰٓ ۚ أَوَلَمْ يَكْفُرُوا۟ بِمَآ أُوتِىَ مُوسَىٰ مِن قَبْلُ ۖ قَالُوا۟ سِحْرَانِ تَظَٰهَرَا وَقَالُوٓا۟ إِنَّا بِكُلٍّ كَٰفِرُونَfa lammā jā`ahumul-ḥaqqu min indinā qālụ lau lā ụtiya miṡla mā ụtiya mụsā, a wa lam yakfurụ bimā ụtiya mụsā ming qabl, qālụ siḥrāni taẓāharā, wa qālū innā bikulling kāfirụn48. Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata “Mengapakah tidak diberikan kepadanya Muhammad seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?”. Dan bukankah mereka itu telah ingkar juga kepada apa yang telah diberikan kepada Musa dahulu?; mereka dahulu telah berkata “Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu”. Dan mereka juga berkata “Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu”.قُلْ فَأْتُوا۟ بِكِتَٰبٍ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ هُوَ أَهْدَىٰ مِنْهُمَآ أَتَّبِعْهُ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَqul fa`tụ bikitābim min indillāhi huwa ahdā min-humā attabi’hu ing kuntum ṣādiqīn49. Katakanlah “Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih dapat memberi petunjuk daripada keduanya Taurat dan Al Quran niscaya aku mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar”.فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَكَ فَٱعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَآءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ ٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَfa il lam yastajībụ laka fa’lam annamā yattabi’ụna ahwā`ahum, wa man aḍallu mim manittaba’a hawāhu bigairi hudam minallāh, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn50. Maka jika mereka tidak menjawab tantanganmu ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka belaka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang وَلَقَدْ وَصَّلْنَا لَهُمُ ٱلْقَوْلَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَArab-Latin wa laqad waṣṣalnā lahumul-qaula la’allahum yatażakkarụnArtinya 51. Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini Al Quran kepada mereka agar mereka mendapat ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِهِۦ هُم بِهِۦ يُؤْمِنُونَallażīna ātaināhumul-kitāba ming qablihī hum bihī yu`minụn52. Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al Kitab sebelum Al Quran, mereka beriman pula dengan Al Quran يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا بِهِۦٓ إِنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّنَآ إِنَّا كُنَّا مِن قَبْلِهِۦ مُسْلِمِينَwa iżā yutlā alaihim qālū āmannā bihī innahul-ḥaqqu mir rabbinā innā kunnā ming qablihī muslimīn53. Dan apabila dibacakan Al Quran itu kepada mereka, mereka berkata “Kami beriman kepadanya; sesungguhnya; Al Quran itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkannya.أُو۟لَٰٓئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُم مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا۟ وَيَدْرَءُونَ بِٱلْحَسَنَةِ ٱلسَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَulā`ika yu`tauna ajrahum marrataini bimā ṣabarụ wa yadra`ụna bil-ḥasanatis-sayyi`ata wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn54. Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka سَمِعُوا۟ ٱللَّغْوَ أَعْرَضُوا۟ عَنْهُ وَقَالُوا۟ لَنَآ أَعْمَٰلُنَا وَلَكُمْ أَعْمَٰلُكُمْ سَلَٰمٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِى ٱلْجَٰهِلِينَwa iżā sami’ul-lagwa a’raḍụ an-hu wa qālụ lanā a’mālunā wa lakum a’mālukum salāmun alaikum lā nabtagil-jāhilīn55. Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil”.إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَinnaka lā tahdī man aḥbabta wa lākinnallāha yahdī may yasyā`, wa huwa a’lamu bil-muhtadīn56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima إِن نَّتَّبِعِ ٱلْهُدَىٰ مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَآ ۚ أَوَلَمْ نُمَكِّن لَّهُمْ حَرَمًا ءَامِنًا يُجْبَىٰٓ إِلَيْهِ ثَمَرَٰتُ كُلِّ شَىْءٍ رِّزْقًا مِّن لَّدُنَّا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَwa qālū in nattabi’il-hudā ma’aka nutakhaṭṭaf min arḍinā, a wa lam numakkil lahum ḥaraman āminay yujbā ilaihi ṡamarātu kulli syai`ir rizqam mil ladunnā wa lākinna akṡarahum lā ya’lamụn57. Dan mereka berkata “Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami”. Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram tanah suci yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam tumbuh-tumbuhan untuk menjadi rezeki bagimu dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍۭ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا ۖ فَتِلْكَ مَسَٰكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَن مِّنۢ بَعْدِهِمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ وَكُنَّا نَحْنُ ٱلْوَٰرِثِينَwa kam ahlaknā ming qaryatim baṭirat ma’īsyatahā, fa tilka masākinuhum lam tuskam mim ba’dihim illā qalīlā, wa kunnā naḥnul-wāriṡīn58. Dan berapa banyaknya penduduk negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada di diami lagi sesudah mereka, kecuali sebahagian kecil. Dan Kami adalah Pewarisnya.وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ حَتَّىٰ يَبْعَثَ فِىٓ أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِنَا ۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى ٱلْقُرَىٰٓ إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَٰلِمُونَwa mā kāna rabbuka muhlikal-qurā ḥattā yab’aṡa fī ummihā rasụlay yatlụ alaihim āyātinā, wa mā kunnā muhlikil-qurā illā wa ahluhā ẓālimụn59. Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah pula Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan أُوتِيتُم مِّن شَىْءٍ فَمَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتُهَا ۚ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَwa mā ụtītum min syai`in fa matā’ul-ḥayātid-dun-yā wa zīnatuhā, wa mā indallāhi khairuw wa abqā, a fa lā ta’qilụn60. Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?أَفَمَن وَعَدْنَٰهُ وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لَٰقِيهِ كَمَن مَّتَّعْنَٰهُ مَتَٰعَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ مِنَ ٱلْمُحْضَرِينَArab-Latin a fa maw wa’adnāhu wa’dan ḥasanan fa huwa lāqīhi kamam matta’nāhu matā’al-ḥayātid-dun-yā ṡumma huwa yaumal-qiyāmati minal-muḥḍarīnArtinya 61. Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik surga lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi; kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret ke dalam neraka?وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَآءِىَ ٱلَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَwa yauma yunādīhim fa yaqụlu aina syurakā`iyallażīna kuntum taz’umụn62. Dan ingatlah hari di waktu Allah menyeru mereka, seraya berkata “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?”قَالَ ٱلَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ ٱلْقَوْلُ رَبَّنَا هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ أَغْوَيْنَآ أَغْوَيْنَٰهُمْ كَمَا غَوَيْنَا ۖ تَبَرَّأْنَآ إِلَيْكَ ۖ مَا كَانُوٓا۟ إِيَّانَا يَعْبُدُونَqālallażīna ḥaqqa alaihimul-qaulu rabbanā hā`ulā`illażīna agwainā, agwaināhum kamā gawainā, tabarra`nā ilaika mā kānū iyyānā ya’budụn63. Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka; “Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami sendiri sesat, kami menyatakan berlepas diri dari mereka kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami”.وَقِيلَ ٱدْعُوا۟ شُرَكَآءَكُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَهُمْ وَرَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ۚ لَوْ أَنَّهُمْ كَانُوا۟ يَهْتَدُونَwa qīlad’ụ syurakā`akum fa da’auhum fa lam yastajībụ lahum, wa ra`awul-ażāb, lau annahum kānụ yahtadụn64. Dikatakan kepada mereka “Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu”, lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan seruan mereka, dan mereka melihat azab. Mereka ketika itu berkeinginan kiranya mereka dahulu menerima يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَآ أَجَبْتُمُ ٱلْمُرْسَلِينَwa yauma yunādīhim fa yaqụlu māżā ajabtumul-mursalīn65. Dan ingatlah hari di waktu Allah menyeru mereka, seraya berkata “Apakah jawabanmu kepada para rasul?”فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ ٱلْأَنۢبَآءُ يَوْمَئِذٍ فَهُمْ لَا يَتَسَآءَلُونَfa amiyat alaihimul-ambā`u yauma`iżin fa hum lā yatasā`alụn66. Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu mereka tidak saling tanya مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَعَسَىٰٓ أَن يَكُونَ مِنَ ٱلْمُفْلِحِينَfa ammā man tāba wa āmana wa amila ṣāliḥan fa asā ay yakụna minal-mufliḥīn67. Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ ۚ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَwa rabbuka yakhluqu mā yasyā`u wa yakhtār, mā kāna lahumul-khiyarah, sub-ḥānallāhi wa ta’ālā ammā yusyrikụn68. Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan dengan Dia.وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَwa rabbuka ya’lamu mā tukinnu ṣudụruhum wa mā yu’linụn69. Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada mereka dan apa yang mereka ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ ٱلْحَمْدُ فِى ٱلْأُولَىٰ وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَلَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَwa huwallāhu lā ilāha illā huw, lahul-ḥamdu fil-ụlā wal-ākhirati wa lahul-ḥukmu wa ilaihi turja’ụn70. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, bagi-Nya-lah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya-lah segala penentuan dan hanya kepada-Nya-lah kamu أَرَءَيْتُمْ إِن جَعَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكُمُ ٱلَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ ٱللَّهِ يَأْتِيكُم بِضِيَآءٍ ۖ أَفَلَا تَسْمَعُونَArab-Latin qul a ra`aitum in ja’alallāhu alaikumul-laila sarmadan ilā yaumil-qiyāmati man ilāhun gairullāhi ya`tīkum biḍiyā`, a fa lā tasma’ụnArtinya 71. Katakanlah “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?”قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِن جَعَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكُمُ ٱلنَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ ٱللَّهِ يَأْتِيكُم بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ ۖ أَفَلَا تُبْصِرُونَqul a ra`aitum in ja’alallāhu alaikumun-nahāra sarmadan ilā yaumil-qiyāmati man ilāhun gairullāhi ya`tīkum bilailin taskunụna fīh, a fa lā tubṣirụn72. Katakanlah “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”وَمِن رَّحْمَتِهِۦ جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَwa mir raḥmatihī ja’ala lakumul-laila wan-nahāra litaskunụ fīhi wa litabtagụ min faḍlihī wa la’allakum tasykurụn73. Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya pada siang hari dan agar kamu bersyukur يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَآءِىَ ٱلَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَwa yauma yunādīhim fa yaqụlu aina syurakā`iyallażīna kuntum taz’umụn74. Dan ingatlah hari di waktu Allah menyeru mereka, seraya berkata “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?”وَنَزَعْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا فَقُلْنَا هَاتُوا۟ بُرْهَٰنَكُمْ فَعَلِمُوٓا۟ أَنَّ ٱلْحَقَّ لِلَّهِ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَwa naza’nā ming kulli ummatin syahīdan fa qulnā hātụ burhānakum fa alimū annal-ḥaqqa lillāhi wa ḍalla an-hum mā kānụ yaftarụn75. Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Kami berkata “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka إِنَّ قَٰرُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ مِنَ ٱلْكُنُوزِ مَآ إِنَّ مَفَاتِحَهُۥ لَتَنُوٓأُ بِٱلْعُصْبَةِ أُو۟لِى ٱلْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُۥ قَوْمُهُۥ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْفَرِحِينَinna qārụna kāna ming qaumi mụsā fa bagā alaihim wa ātaināhu minal-kunụzi mā inna mafātiḥahụ latanū`u bil-uṣbati ulil-quwwati iż qāla lahụ qaumuhụ lā tafraḥ innallāha lā yuḥibbul-fariḥīn76. Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. Ingatlah ketika kaumnya berkata kepadanya “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”.وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَwabtagi fīmā ātākallāhud-dāral-ākhirata wa lā tansa naṣībaka minad-dun-yā wa aḥsing kamā aḥsanallāhu ilaika wa lā tabgil-fasāda fil-arḍ, innallāha lā yuḥibbul-mufsidīn77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِىٓ ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِۦ مِنَ ٱلْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْـَٔلُ عَن ذُنُوبِهِمُ ٱلْمُجْرِمُونَqāla innamā ụtītuhụ alā ilmin indī, a wa lam ya’lam annallāha qad ahlaka ming qablihī minal-qurụni man huwa asyaddu min-hu quwwataw wa akṡaru jam’ā, wa lā yus`alu an żunụbihimul-mujrimụn78. Karun berkata “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa عَلَىٰ قَوْمِهِۦ فِى زِينَتِهِۦ ۖ قَالَ ٱلَّذِينَ يُرِيدُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا يَٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ أُوتِىَ قَٰرُونُ إِنَّهُۥ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍfa kharaja alā qaumihī fī zīnatih, qālallażīna yurīdụnal-ḥayātad-dun-yā yā laita lanā miṡla mā ụtiya qārụnu innahụ lażụ haẓẓin aẓīm79. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”.وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ ٱللَّهِ خَيْرٌ لِّمَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَلَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلصَّٰبِرُونَwa qālallażīna ụtul-ilma wailakum ṡawābullāhi khairul liman āmana wa amila ṣāliḥā, wa lā yulaqqāhā illaṣ-ṣābirụn80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar”.فَخَسَفْنَا بِهِۦ وَبِدَارِهِ ٱلْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُۥ مِن فِئَةٍ يَنصُرُونَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُنتَصِرِينَArab-Latin fa khasafnā bihī wa bidārihil-arḍ, fa mā kāna lahụ min fi`atiy yanṣurụnahụ min dụnillāhi wa mā kāna minal-muntaṣirīnArtinya 81. Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang yang dapat membela dirinya.وَأَصْبَحَ ٱلَّذِينَ تَمَنَّوْا۟ مَكَانَهُۥ بِٱلْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ ۖ لَوْلَآ أَن مَّنَّ ٱللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۖ وَيْكَأَنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْكَٰفِرُونَwa aṣbaḥallażīna tamannau makānahụ bil-amsi yaqụlụna waika`annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u min ibādihī wa yaqdir, lau lā am mannallāhu alainā lakhasafa binā, waika`annahụ lā yufliḥul-kāfirụn82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari nikmat Allah”.تِلْكَ ٱلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَtilkad-dārul-ākhiratu naj’aluhā lillażīna lā yurīdụna uluwwan fil-arḍi wa lā fasādā, wal-āqibatu lil-muttaqīn83. Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ خَيْرٌ مِّنْهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى ٱلَّذِينَ عَمِلُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ إِلَّا مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَman jā`a bil-ḥasanati fa lahụ khairum min-hā, wa man jā`a bis-sayyi`ati fa lā yujzallażīna amilus-sayyi`āti illā mā kānụ ya’malụn84. Barangsiapa yang datang dengan membawa kebaikan, maka baginya pahala yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan membawa kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan seimbang dengan apa yang dahulu mereka ٱلَّذِى فَرَضَ عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ لَرَآدُّكَ إِلَىٰ مَعَادٍ ۚ قُل رَّبِّىٓ أَعْلَمُ مَن جَآءَ بِٱلْهُدَىٰ وَمَنْ هُوَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍinnallażī faraḍa alaikal-qur`āna larādduka ilā ma’ād, qul rabbī a’lamu man jā`a bil-hudā wa man huwa fī ḍalālim mubīn85. Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu melaksanakan hukum-hukum Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah “Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata”.وَمَا كُنتَ تَرْجُوٓا۟ أَن يُلْقَىٰٓ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبُ إِلَّا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ ظَهِيرًا لِّلْكَٰفِرِينَwa mā kunta tarjū ay yulqā ilaikal-kitābu illā raḥmatam mir rabbika fa lā takụnanna ẓahīral lil-kāfirīn86. Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia diturunkan karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang يَصُدُّنَّكَ عَنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ ۖ وَٱدْعُ إِلَىٰ رَبِّكَ ۖ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَwa lā yaṣuddunnaka an āyātillāhi ba’da iż unzilat ilaika wad’u ilā rabbika wa lā takụnanna minal-musyrikīn87. Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari menyampaikan ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada jalan Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan تَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ ۘ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥ ۚ لَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَwa lā tad’u ma’allāhi ilāhan ākhar, lā ilāha illā huw, kullu syai`in hālikun illā waj-hah, lahul-ḥukmu wa ilaihi turja’ụn88. Janganlah kamu sembah di samping menyembah Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu ke-28 al-Qashash, artinya Kisah, lengkap ayat 1-88. Berisikan tentang penyebutan standar hakiki sebuah kekuatan, dengan menampakkan kekuasaan Allah dan sunah-Nya untuk menolong orang-orang yang tertindas dan menghancurkan orang-orang yang sombong.
Bacasurat Al Ahzab ayat 21 - 25 disertai artinya, terjemahan dan MP3 Audio paling lengkap untuk menemari ngaji kamu dengan mudah. Baca surat Al Ahzab ayat 21 - 25 disertai artinya, terjemahan dan MP3 Audio paling lengkap untuk menemari ngaji kamu dengan mudah. Beranda. Kabar. Imsakiyah. Ngabuburit. Ngaji yuk. Inspirasi & Doa.
Pada ayat ini, Allah menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang ditujukan kepada Karun oleh kaumnya. Orang yang mengamalkan nasihat dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan Orang yang dianugerahi oleh Allah kekayaan yang berlimpah ruah, perbendaharaan harta yang bertumpuk-tumpuk, serta nikmat yang banyak, hendaklah ia memanfaatkan di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya di dunia dan Nabi sawManfaatkan yang lima sebelum datang lawannya yang lima; mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu senggangmu sebelum kesibukanmu dan hidupmu sebelum matimu. Riwayat al-Baihaqi dari Ibnu 'Abbas2. Setiap orang dipersilakan untuk tidak meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik berupa makanan, minuman, pakaian, serta kesenangan-kesenangan yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah. Baik Allah, diri sendiri, maupun keluarga, mempunyai hak atas seseorang yang harus dilaksanakannya. Sabda Nabi Muhammad Kerjakanlah seperti kerjanya orang yang mengira akan hidup selamanya. Dan waspadalah seperti akan mati besok. Riwayat al-Baihaqi dari Ibnu 'Umar3. Setiap orang harus berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik kepadanya, misalnya membantu orang-orang yang memerlukan, menyambung tali silaturrahim, dan lain Setiap orang dilarang berbuat kerusakan di atas bumi, dan berbuat jahat kepada sesama makhluk, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Dalammalam nuzulul qur'an tersebut turunlah ayat pertama yang disampaikan yaitu surat Al-Alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan ayat yang terakhir di turunkan pada tanggal 9 dzulhijjah tahun 10 hijriyah yaitu surat Al-Maidah ayat 3. Jum Ayat dan Tempat Turun Surat Al-Fatihah, الفاتحة artinya: Pembukaan, Jumlah Ayat: 7 Tempat Turun
وَابۡتَغِ فِيۡمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ‌ وَلَا تَنۡسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا‌ وَاَحۡسِنۡ كَمَاۤ اَحۡسَنَ اللّٰهُ اِلَيۡكَ‌ وَلَا تَبۡغِ الۡـفَسَادَ فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الۡمُفۡسِدِيۡنَ Wabtaghi fiimaaa aataakal laahud Daaral Aakhirata wa laa tansa nasiibaka minad dunyaa wa ahsin kamaaa ahsanal laahu ilaika wa laa tabghil fasaada fil ardi innal laaha laa yuhibbul mufsidiin Dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. Juz ke-20 Tafsir Nasihat di atas tidak berarti seseorang hanya boleh beribadah murni mahdah dan melarang memperhatikan dunia. Berusahalah sekuat tenaga dan pikiran untuk memperoleh harta, dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu di dunia, berupa kekayaan dan karunia lainnya, dengan menginfakkan dan menggunakannya di jalan Allah. Akan tetapi pada saat yang sama janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan di dunia dengan tanpa berlebihan. Dan berbuatbaiklah kepada semua orang dengan bersedekah sebagaimana atau disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepadamu dengan mengaruniakan nikmat-Nya, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dalam bentuk apa pun di bagian mana pun di bumi ini, dengan melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan dan akan memberikan balasan atas kejahatan tersebut. Pada ayat ini, Allah menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang ditujukan kepada Karun oleh kaumnya. Orang yang mengamalkan nasihat dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan akhirat. 1. Orang yang dianugerahi oleh Allah kekayaan yang berlimpah ruah, perbendaharaan harta yang bertumpuk-tumpuk, serta nikmat yang banyak, hendaklah ia memanfaatkan di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya di dunia dan akhirat. Sabda Nabi saw Manfaatkan yang lima sebelum datang lawannya yang lima; mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu senggangmu sebelum kesibukanmu dan hidupmu sebelum matimu. Riwayat al-Baihaqi dari Ibnu 'Abbas 2. Setiap orang dipersilakan untuk tidak meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik berupa makanan, minuman, pakaian, serta kesenangan-kesenangan yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah. Baik Allah, diri sendiri, maupun keluarga, mempunyai hak atas seseorang yang harus dilaksanakannya. Sabda Nabi Muhammad Kerjakanlah seperti kerjanya orang yang mengira akan hidup selamanya. Dan waspadalah seperti akan mati besok. Riwayat al-Baihaqi dari Ibnu 'Umar 3. Setiap orang harus berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik kepadanya, misalnya membantu orang-orang yang memerlukan, menyambung tali silaturrahim, dan lain sebagainya. 4. Setiap orang dilarang berbuat kerusakan di atas bumi, dan berbuat jahat kepada sesama makhluk, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. sumber Keterangan mengenai QS. Al-QasasSurat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai dengan Al Qashash, karena pada ayat 25 surat ini terdapat kata Al Qashash yang berarti cerita. Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi Musa bertemu dengan Nabi Syua'ib ia menceritakan cerita yang berhubungan dengan dirinya sendiri, yakni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa disengaja, Syua'ib menjawab bahwa Musa telah selamat dari pengejaran orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi Muhammad dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang, sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu, ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama Allah. Surat Al Qashash ini adalah surat yang paling lengkap memuat cerita Nabi Musa sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat Musa.
LENGKONG AYOBANDUNG.COM --Berikut ini bacaan surat Yasin ayat 1-83 dalam tulisan Arab lengkap dengan artinya.Surat Yasin merupakan surat ke-36 dalam Al-Qur'an dan termasuk dalam surah-surah Makiyyah.. Bacaan Surat Yasin ayat 1-83 di bawah ini bisa dibaca pada hari-hari biasa atau pada malam Jumat.
Mushaf Standar Indonesia وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ ﴿القصص ۷۷﴾ Terjemahan IndonesiaDan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. QS. Al-Qasas 77 Mushaf Madinah وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ Huruf Arab Gundul وابتغ فيما آتاك الله الدار الآخرة ولا تنس نصيبك من الدنيا وأحسن كما أحسن الله إليك ولا تبغ الفساد في الأرض إن الله لا يحب المفسدين Transliterasiwaibtaghi fiimaa aataaka allaahu alddaara al-aakhirata walaa tansa nashiibaka mina alddunyaa wa-ahsin kamaa ahsana allaahu ilayka walaa tabghi alfasaada fii al-ardhi inna allaaha laa yuhibbu almufsidiina Sudah sejauh mana interaksi Anda dengan ayat ini? boleh pilih lebih dari satuMendakwahkan Mempelajari Menghafal Mengamalkan Membaca
ArabLatin: qulillāhumma mālikal-mulki tu`til-mulka man tasyā`u wa tanzi'ul-mulka mim man tasyā`u wa tu'izzu man tasyā`u wa tużillu man tasyā`, biyadikal-khaīr, innaka 'alā kulli syai`ing qadīr Surat Al-Qashash Ayat 77. Dalil Asmaul Husna Al Jalil yang Artinya Yang Maha Luhur dan Mulia. Cara Meneladani Asmaul Husna Al وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَTerjemahanDan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
BulanRamadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib
Tulisan atau Teks Latin Surat Al Qashash. Surat yang ke-28 di dalam Al Qur’an dan terdiri dari 88 ayat. Baca juga surat Al Qashash teks Arab, terjemah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Al Qashash – القصص 1. thaa-siin-miim 2. tilka aayaatu alkitaabi almubiini 3. natluu alayka min naba-i muusaa wafir’awna bialhaqqi liqawmin yu/minuuna 4. inna fir’awna alaa fii al-ardhi waja’ala ahlahaa syiya’an yastadh’ifu thaa-ifatan minhum yudzabbihu abnaa-ahum wayastahyii nisaa-ahum innahu kaana mina almufsidiina 5. wanuriidu an namunna alaa alladziina istudh’ifuu fii al-ardhi wanaj’alahum a-immatan wanaj’alahumu alwaaritsiina 6. wanumakkina lahum fii al-ardhi wanuriya fir’awna wahaamaana wajunuudahumaa minhum maa kaanuu yahtsaruuna 7. wa-awhaynaa ilaa ummi muusaa an ardhi’iihi fa-idzaa khifti alayhi fa-alqiihi fii alyammi walaa takhaafii walaa tahzanii innaa raadduuhu ilayki wajaa’iluuhu mina almursaliina 8. failtaqathahu aalu fir’awna liyakuuna lahum aduwwan wahazanan inna fir’awna wahaamaana wajunuudahumaa kaanuu khaathi-iina 9. waqaalati imra-atu fir’awna qurratu aynin lii walaka laa taqtuluuhu asaa an yanfa’anaa aw nattakhidzahu waladan wahum laa yasy’uruuna 10. wa-ashbaha fu-aadu ummi muusaa faarighan in kaadat latubdii bihi lawlaa an rabathnaa alaa qalbihaa litakuuna mina almu/miniina 11. waqaalat li-ukhtihi qushshiihi fabashurat bihi an junubin wahum laa yasy’uruuna 12. waharramnaa alayhi almaraadi’a min qablu faqaalat hal adullukum alaa ahli baytin yakfuluunahu lakum wahum lahu naasihuuna 13. faradadnaahu ilaa ummihi kay taqarra aynuhaa walaa tahzana walita’lama anna wa’da allaahi haqqun walaakinna aktsarahum laa ya’lamuuna 14. walammaa balagha asyuddahu waistawaa aataynaahu hukman wa’ilman wakadzaalika najzii almuhsiniina 15. wadakhala almadiinata alaa hiini ghaflatin min ahlihaa fawajada fiihaa rajulayni yaqtatilaani haadzaa min syii’atihi wahaadzaa min aduwwihi faistaghaatsahu alladzii min syii’atihi alaa alladzii min aduwwihi fawakazahu muusaa faqadaa alayhi qaala haadzaa min amali alsysyaythaani innahu aduwwun mudhillun mubiinun 16. qaala rabbi innii zhalamtu nafsii faighfir lii faghafara lahu innahu huwa alghafuuru alrrahiimu 17. qaala rabbi bimaa an’amta alayya falan akuuna zhahiiran lilmujrimiina 18. fa-ashbaha fii almadiinati khaa-ifan yataraqqabu fa-idzaa alladzii istansharahu bial-amsi yastashrikhuhu qaala lahu muusaa innaka laghawiyyun mubiinun 19. falammaa an araada an yabthisya bialladzii huwa aduwwun lahumaa qaala yaa muusaa aturiidu an taqtulanii kamaa qatalta nafsan bial-amsi in turiidu illaa an takuuna jabbaaran fii al-ardhi wamaa turiidu an takuuna mina almushlihiina 20. wajaa-a rajulun min aqshaa almadiinati yas’aa qaala yaa muusaa inna almala-a ya/tamiruuna bika liyaqtuluuka faukhruj innii laka mina alnnaasihiina 21. fakharaja minhaa khaa-ifan yataraqqabu qaala rabbi najjinii mina alqawmi alzhzhaalimiina 22. walammaa tawajjaha tilqaa-a madyana qaala asaa rabbii an yahdiyanii sawaa-a alssabiili 23. walammaa warada maa-a madyana wajada alayhi ummatan mina alnnaasi yasquuna wawajada min duunihimu imra-atayni tadzuudaani qaala maa khathbukumaa qaalataa laa nasqii hattaa yushdira alrri’aau wa-abuunaa syaykhun kabiirun 24. fasaqaa lahumaa tsumma tawallaa ilaa alzhzhilli faqaala rabbi innii limaa anzalta ilayya min khayrin faqiirun 25. fajaa-at-hu ihdaahumaa tamsyii alaa istihyaa-in qaalat inna abii yad’uuka liyajziyaka ajra maa saqayta lanaa falammaa jaa-ahu waqashsha alayhi alqashasha qaala laa takhaf najawta mina alqawmi alzhzhaalimiina 26. qaalat ihdaahumaa yaa abati ista/jirhu inna khayra mani ista/jarta alqawiyyu al-amiinu 27. qaala innii uriidu an unkihaka ihdaa ibnatayya haatayni alaa an ta/juranii tsamaaniya hijajin fa-in atmamta asyran famin indika wamaa uriidu an asyuqqa alayka satajidunii in syaa-a allaahu mina alshshaalihiina 28. qaala dzaalika baynii wabaynaka ayyamaa al-ajalayni qadhaytu falaa udwaana alayya waallaahu alaa maa naquulu wakiilun 29. falammaa qadaa muusaa al-ajala wasaara bi-ahlihi aanasa min jaanibi alththhuuri naaran qaala li-ahlihi umkutsuu innii aanastu naaran la’allii aatiikum minhaa bikhabarin aw jadzwatin mina alnnaari la’allakum tasthaluuna 30. falammaa ataahaa nuudiya min syaathi-i alwaadi al-aymani fii albuq’ati almubaarakati mina alsysyajarati an yaa muusaa innii anaa allaahu rabbu al’aalamiina 31. wa-an alqi ashaaka falammaa raaahaa tahtazzu ka-annahaa jaannun wallaa mudbiran walam yu’aqqib yaa muusaa aqbil walaa takhaf innaka mina al-aaminiina 32. usluk yadaka fii jaybika takhruj baydhaa-a min ghayri suu-in waudhmum ilayka janaahaka mina alrrahbi fadzaanika burhaanaani min rabbika ilaa fir’awna wamala-ihi innahum kaanuu qawman faasiqiina 33. qaala rabbi innii qataltu minhum nafsan fa-akhaafu an yaqtuluuni 34. wa-akhii haaruunu huwa afshahu minnii lisaanan fa-arsilhu ma’iya rid-an yushaddiqunii innii akhaafu an yukadzdzibuuni 35. qaala sanasyuddu adhudaka bi-akhiika wanaj’alu lakumaa sulthaanan falaa yashiluuna ilaykumaa bi-aayaatinaa antumaa wamani ittaba’akumaa alghaalibuuna 36. falammaa jaa-ahum muusaa bi-aayaatinaa bayyinaatin qaaluu maa haadzaa illaa sihrun muftaran wamaa sami’naa bihaadzaa fii aabaa-inaa al-awwaliina 37. waqaala muusaa rabbii a’lamu biman jaa-a bialhudaa min indihi waman takuunu lahu aaqibatu alddaari innahu laa yuflihu alzhzhaalimuuna 38. waqaala fir’awnu yaa ayyuhaa almalau maa alimtu lakum min ilaahin ghayrii fa-awqid lii yaa haamaanu alaa alththhiini faij’al lii sharhan la’allii aththhali’u ilaa ilaahi muusaa wa-innii la-azhunnuhu mina alkaadzibiina 39. waistakbara huwa wajunuuduhu fii al-ardhi bighayri alhaqqi wazhannuu annahum ilaynaa laa yurja’uuna 40. fa-akhadznaahu wajunuudahu fanabadznaahum fii alyammi faunzhur kayfa kaana aaqibatu alzhzhaalimiina 41. waja’alnaahum a-immatan yad’uuna ilaa alnnaari wayawma alqiyaamati laa yunsharuuna 42. wa-atba’naahum fii haadzihi alddunyaa la’natan wayawma alqiyaamati hum mina almaqbuuhiina 43. walaqad aataynaa muusaa alkitaaba min ba’di maa ahlaknaa alquruuna al-uulaa bashaa-ira lilnnaasi wahudan warahmatan la’allahum yatadzakkaruuna 44. wamaa kunta bijaanibi algharbiyyi idz qadhaynaa ilaa muusaa al-amra wamaa kunta mina alsysyaahidiina 45. walaakinnaa ansya-naa quruunan fatathaawala alayhimu al’umuru wamaa kunta tsaawiyan fii ahli madyana tatluu alayhim aayaatinaa walaakinnaa kunnaa mursiliina 46. wamaa kunta bijaanibi alththhuuri idz naadaynaa walaakin rahmatan min rabbika litundzira qawman maa ataahum min nadziirin min qablika la’allahum yatadzakkaruuna 47. walawlaa an tushiibahum mushiibatun bimaa qaddamat aydiihim fayaquuluu rabbanaa lawlaa arsalta ilaynaa rasuulan fanattabi’a aayaatika wanakuuna mina almu/miniina 48. falammaa jaa-ahumu alhaqqu min indinaa qaaluu lawlaa uutiya mitsla maa uutiya muusaa awa lam yakfuruu bimaa uutiya muusaa min qablu qaaluu sihraani tazhaaharaa waqaaluu innaa bikullin kaafiruuna 49. qul fa/tuu bikitaabin min indi allaahi huwa ahdaa minhumaa attabi’hu in kuntum shaadiqiina 50. fa-in lam yastajiibuu laka fai’lam annamaa yattabi’uuna ahwaa-ahum waman adhallu mimmani ittaba’a hawaahu bighayri hudan mina allaahi inna allaaha laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina 51. walaqad washshalnaa lahumu alqawla la’allahum yatadzakkaruuna 52. alladziina aataynaahumu alkitaaba min qablihi hum bihi yu/minuuna 53. wa-idzaa yutlaa alayhim qaaluu aamannaa bihi innahu alhaqqu min rabbinaa innaa kunnaa min qablihi muslimiina 54. ulaa-ika yu/tawna ajrahum marratayni bimaa shabaruu wayadrauuna bialhasanati alssayyi-ata wamimmaa razaqnaahum yunfiquuna 55. wa-idzaa sami’uu allaghwa a’radhuu anhu waqaaluu lanaa a’maalunaa walakum a’maalukum salaamun alaykum laa nabtaghii aljaahiliina 56. innaka laa tahdii man ahbabta walaakinna allaaha yahdii man yasyaau wahuwa a’lamu bialmuhtadiina 57. waqaaluu in nattabi’i alhudaa ma’aka nutakhaththhaf min ardhinaa awa lam numakkin lahum haraman aaminan yujbaa ilayhi tsamaraatu kulli syay-in rizqan min ladunnaa walaakinna aktsarahum laa ya’lamuuna 58. wakam ahlaknaa min qaryatin bathirat ma’iisyatahaa fatilka masaakinuhum lam tuskan min ba’dihim illaa qaliilan wakunnaa nahnu alwaaritsiina 59. wamaa kaana rabbuka muhlika alquraa hattaa yab’atsa fii ummihaa rasuulan yatluu alayhim aayaatinaa wamaa kunnaa muhlikii alquraa illaa wa-ahluhaa zhaalimuuna 60. wamaa uutiitum min syay-in famataa’u alhayaati alddunyaa waziinatuhaa wamaa inda allaahi khayrun wa-abqaa afalaa ta’qiluuna 61. afaman wa’adnaahu wa’dan hasanan fahuwa laaqiihi kaman matta’naahu mataa’a alhayaati alddunyaa tsumma huwa yawma alqiyaamati mina almuhdariina 62. wayawma yunaadiihim fayaquulu ayna syurakaa-iya alladziina kuntum taz’umuuna 63. qaala alladziina haqqa alayhimu alqawlu rabbanaa haaulaa-i alladziina aghwaynaa aghwaynaahum kamaa ghawaynaa tabarra/naa ilayka maa kaanuu iyyaanaa ya’buduuna 64. waqiila ud’uu syurakaa-akum fada’awhum falam yastajiibuu lahum wara-awuu al’adzaaba law annahum kaanuu yahtaduuna 65. wayawma yunaadiihim fayaquulu maatsaa ajabtumu almursaliina 66. fa’amiyat alayhimu al-anbaau yawma-idzin fahum laa yatasaa-aluuna 67. fa-ammaa man taaba waaamana wa’amila shaalihan fa’asaa an yakuuna mina almuflihiina 68. warabbuka yakhluqu maa yasyaau wayakhtaaru maa kaana lahumu alkhiyaratu subhaana allaahi wata’aalaa ammaa yusyrikuuna 69. warabbuka ya’lamu maa tukinnu shuduuruhum wamaa yu’linuuna 70. wahuwa allaahu laa ilaaha illaa huwa lahu alhamdu fii al-uulaa waal-aakhirati walahu alhukmu wa-ilayhi turja’uuna 71. qul ara-aytum in ja’ala allaahu alaykumu allayla sarmadan ilaa yawmi alqiyaamati man ilaahun ghayru allaahi ya/tiikum bidhiyaa-in afalaa tasma’uuna 72. qul ara-aytum in ja’ala allaahu alaykumu alnnahaara sarmadan ilaa yawmi alqiyaamati man ilaahun ghayru allaahi ya/tiikum bilaylin taskunuuna fiihi afalaa tubshiruuna 73. wamin rahmatihi ja’ala lakumu allayla waalnnahaara litaskunuu fiihi walitabtaghuu min fadhlihi wala’allakum tasykuruuna 74. wayawma yunaadiihim fayaquulu ayna syurakaa-iya alladziina kuntum taz’umuuna 75. wanaza’naa min kulli ummatin syahiidan faqulnaa haatuu burhaanakum fa’alimuu anna alhaqqa lillaahi wadhalla anhum maa kaanuu yaftaruuna 76. inna qaaruuna kaana min qawmi muusaa fabaghaa alayhim waaataynaahu mina alkunuuzi maa inna mafaatihahu latanuu-u bial’ushbati ulii alquwwati idz qaala lahu qawmuhu laa tafrah inna allaaha laa yuhibbu alfarihiina 77. waibtaghi fiimaa aataaka allaahu alddaara al-aakhirata walaa tansa nashiibaka mina alddunyaa wa-ahsin kamaa ahsana allaahu ilayka walaa tabghi alfasaada fii al-ardhi inna allaaha laa yuhibbu almufsidiina 78. qaala innamaa uutiituhu alaa ilmin indii awa lam ya’lam anna allaaha qad ahlaka min qablihi mina alquruuni man huwa asyaddu minhu quwwatan wa-aktsaru jam’an walaa yus-alu an dzunuubihimu almujrimuuna 79. fakharaja alaa qawmihi fii ziinatihi qaala alladziina yuriiduuna alhayaata alddunyaa yaa layta lanaa mitsla maa uutiya qaaruunu innahu ladzuu hazhzhin azhiimin 80. waqaala alladziina uutuu al’ilma waylakum tsawaabu allaahi khayrun liman aamana wa’amila shaalihan walaa yulaqqaahaa illaa alshshaabiruuna 81. fakhasafnaa bihi wabidaarihi al-ardha famaa kaana lahu min fi-atin yanshuruunahu min duuni allaahi wamaa kaana mina almuntashiriina 82. wa-ashbaha alladziina tamannaw makaanahu bial-amsi yaquuluuna wayka-anna allaaha yabsuthu alrrizqa liman yasyaau min ibaadihi wayaqdiru lawlaa an manna allaahu alaynaa lakhasafa binaa wayka-annahu laa yuflihu alkaafiruuna 83. tilka alddaaru al-aakhiratu naj’aluhaa lilladziina laa yuriiduuna uluwwan fii al-ardhi walaa fasaadan waal’aaqibatu lilmuttaqiina 84. man jaa-a bialhasanati falahu khayrun minhaa waman jaa-a bialssayyi-ati falaa yujzaa alladziina amiluu alssayyi-aati illaa maa kaanuu ya’maluuna 85. inna alladzii faradha alayka alqur-aana laraadduka ilaa ma’aadin qul rabbii a’lamu man jaa-a bialhudaa waman huwa fii dhalaalin mubiinin 86. wamaa kunta tarjuu an yulqaa ilayka alkitaabu illaa rahmatan min rabbika falaa takuunanna zhahiiran lilkaafiriina 87. walaa yashuddunnaka an aayaati allaahi ba’da idz unzilat ilayka waud’u ilaa rabbika walaa takuunanna mina almusyrikiina 88. walaa tad’u ma’a allaahi ilaahan aakhara laa ilaaha illaa huwa kullu syay-in haalikun illaa wajhahu lahu alhukmu wa-ilayhi turja’uuna
QOC65P.
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/433
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/315
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/122
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/333
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/303
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/564
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/453
  • 9xxt9v5wn7.pages.dev/21
  • surat al qashash ayat 77 latin dan artinya